MAKALAH HUKUM ISLAM
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu: Dr. Moch Nur Ichwan, MA
Disusun Kelompok 2:
1. Ide Bagus
Maulana (14220055)
2. Nur Yunianto (14220063)
3. Sandra Kusuma Astuti (14220074)
4. Joko Sembodo (14220078)
3. Sandra Kusuma Astuti (14220074)
4. Joko Sembodo (14220078)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2014
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH MUNCULNYA PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM
Perkembangan hukum islam prosesnya dapat dibagi
dalam empat periode yaitu, periode nabi, periode sahabat, periode ijtihad serta
kemajuan, dan periode taklid serta kemunduran.
Di periode nabi, karena segala persoalan
dikembalikkan kepada nabi untuk menyelesaikannya, nabilah yang menjadi
satu-satunya sumber hukum. Jadi nabilah yang membuat hukum tetapi hukum yang
dikeluarkan nabi tetap bersumber pada wahyu Allah. Nabi sebenarnya bertugas
menyampaikan dan melaksanakan hukum yang ditentukan Allah. Sumber hukum yang
ditinggalkan nabi untuk zaman-zaman sesudahnya ialah Al-Quran dan Sunnah nabi.
Diperiode sahabat, daerah yang dikuasai islam
bertambah luas dan termasuk kedalamnya daerah-daerah diluar semenanjung Arabia
yang telah mempunyai kebudayaan tinggi dan susunan masyarakat yang bukan
sederhana, diberbandingkan dengan masyarakat Arabia ketika itu. Dengan demikian
persoalan-persoalan kemayarakatan tinggi di periode ini didaerah-daerah baru
itu lebih sulit penyelesaiannya dari persoalan-persoalan yang timbul
dimasyarakat semenanjung Arabia sendiri. untuk mencari penyelesaian bagi
soal-soal baru itu para sahabat kembali ke Al-Quran dan sunnah yang
ditinggalkan nabi.
Periode ijtihad dan kemajuan, bersamaan masanya
dengan periode kemajuan islam I, 700-1000 M. periode ini disebut juga periode
pengumpulan hadist, ijtihad atau fatwa sahabat dan tabiin (generasi sesudah
sahabat). Sesuai dengan bertambahnya agama islam, berbagai bangsa masuk islam
dengan membawa adat dan istiadat, tradisi, dan system kemayarakatan. Problema
hukum yang dihadapi beragam pula. Untuk mengatasinya ulama-ulama banyak
mengadakan ijtihad. Ijtihad mereka didasarkan atas Al-Quran, Sunnah nabi dan
Sunnah sahabat. Dengan demikian timbullah ahli-ahli hukum mujtahid yang disebut
imam atau fathih (fukaha) dalam islam.
Periode taklid, di abad ke-11 M bersamaan dengan
dimulainya masa kemunduran dalam sejarah kebudayaan islam, berhentilah
perkembangan hukum islam. Pada waktu itu perkhatian bukan lagi dityujukan
kepada Al-Quran, Sunnah dan sumber-sumber hukum lainnya, tetapi kepad buku-buku
fiqih. Ulama-ulama mazhab memperjtahankan mazhab imamnya masing-masing dan
menganggap mazhab imamnya lah yang terbenar. Dengan demikian perhatian
dipusatkan pada usaha mempertahankan kebenaran mazhab-mazhab masing-masing.
B. MAZHAB – MAZHAB DALAM HUKUM ISLAM
1.
Mazhab Hanafi
Abu Hanifah Al-Nu’man Ibn Sabit berasal dari
kerturunan Persia dan lahir di Kufah pada tahun 700 M. Beliau berdagang sambil mementingkan ilmu
pengetahuan. Setelah gurunya Hammad meninggal dunia ia mengisi tempat yang
ditinggalkan gurunya tersebut. Setelah ia menjadi masyhur, jabatan ditawarkan
kepadanya pada zaman Dinasti Bani Umayyah dan kemudian juga di zaman Bani Abbas.
Tetapi kedua tawaran tersebut ditolak dan atas penolakan tersebut, ia akhirnya
dimasukkan ke dalam penjara dan meninggal dunia pada tahun 767 M.
Mazhab Hanafi adalah mazhab yang resmi dipakai oleh
Kerajaan Usmani dan di zaman Bani Abbas banyak dianut di Irak. Sekarang
penganut mazhab itu banyak terdapat di Turki Suria , Afganistan, Turkistan dan
India. Beberapa negara masih memakai mazhab ini sebagai mazhab resmi seperti
Suria, Lebanon, dan Mesir.
2.
Mazhab Malik
Malik Ibn Anas lahir di Madinah pada tahun 713 M dan
berasal dari Yaman. Diberitakan bahwa ia tidak pernah meninggalkan kota ini
kecuali untuk melaksanakan ibadah haji di Makkah. Ia meninggal dunia di tahun
795 M. Kakek dan nenek Malik adalah seorang perawi hadis. Tidak mengherankan
kalau Malik termasuk golongan perawi hadis pula dan dalam pemikiran hukumnya
banyak dipengaruhi oleh sunnah. Buku yang ditinggalkan Malik bernama Al-Muwatta, suatu buku yang sekaligus
merupakan buku hadis dan buku fikih. Dalam pemikiran hukumnya Malik banyak
berpegang pada sunnah Nabi dan sunnah sahabat.
Mazhab Malik banyak dianut di Hejaz, Maroko, Tunis,
Tripoli, Mesir Selatan, Sudan Bahrain dan Kuwait, yaitu di dunia Islam sebelah
Barat dan kurang di dunia Islam sebelah Timur.
3.
Mazhab Syafi’i
Muhammad Ibn Idris Al-Syafi’i lahir di Ghaza pada
tahun 767 M dan berasal dari suku bangsa Quraisy. Al-Syafi’i dikenal
meninggalkan dua bentuk mazhab, bentuk baru dan bentuk lama. Bentuk lama
disusun di Baghdad dan terkandung dalam Al-Risalah, Al-Umm dan Al Mabsut.
Bentuk baru disusun di Mesir dan disisni ia rubah sebagian dari
pendapat-pendapat lama. Dalam pemikiran hukumnya Al-Syafi’i berpegang pada lima
sumber, Al-Qur’an, sunnah Nabi, ijma’ atau konsensus, pendapat sebagian sahabat
yang tidak diketahui adanya perselisihan mereka didalamnya, pendapat yang
didalamnya terdapat perselisihan dan qias atau analogi.
Mazhab Syafi’i banyak dianut di daerah pedesaan
Mesir, Palestina, Suria, Lebanon, Irak, Hejaz, India, Indonesia, Persia dan
Yaman.
4.
Mazhab Hambali
Ahmad Ibn Hambal lahir di Bagdad pada tahun 780 M
dan berasal dari keturunan Arab. Pada mulanya ia belajar hadis dan banyak
melakukan perjalanan tetapi kemudian ia juga mempelajari hukum. Dalam pemikiran hukumnya, Ahmad Ibn Hambal
memakai lima sumber, Al-Quran, sunah, pendapat sahabat yang diketahui tidak
mendapat tantangan dari sahabat lain, pendapat seorang atau beberapa sahabat,
dengan syarat sesuai dengan Al-Quran serta sunnah, hadis, dan qias, tetapi
hanya dalam keadaan terpaksa.
Penganut mazhab Hambali terdapat di Irak Mesir,
Suria, Palestina dan Arabia. Di Saudi Arabia mazhab ini merupakan mazhab resmi
dari negara. Di antara keempat mazhab yang ada, mazhab Hambalilah yang paling
kecil penganutnya.
C. PENGERTIAN HUKUM ISLAM (FIQIH)
Fikih menurut fuqaha dalah ilmu tentang hukum-hukum
syariah yang berkenaan dengan perbuatan dan amalan manusia dan didasarkan pada
dalil-dalil yang terperinci. Disamping pengertian tersebut ada beberapa ulama
yang member pengertian fikih dilihat darimana fikih ini berasal. Kalau dilihat
dari asalnya, maka pengertian fikih ialah
1.
Menurut Ibnu Khaldun dalam bukunya Al-Muqaddamah Al-Mubtada’ wal Khabar, yang
dimaksud fikih adalah ilmu yang berhubungan dengan perbuatan manusia baik yang
wajib, haram, makruh atau yang mubah yang diperoleh dengan jalan ijtihad dari Al-Qur’an maupun dari
sunnah nabi.
2.
Menurut al-Jalalul Mahali yang dimaksud
fikih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum syara’ yang berhubungan dengan amalan dan perbuatan manusia yang
dengan jelas telah diatur dalam Al-Qur’an maupun sunnah nabi Muhammad SAW.
3.
Menurut Abdus Salam al-Qabani yang
dimaksud fikih adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum mengenai amalan dan
perbuatan manusia baik yang sudah jelas diatur dalam Al-Qur’an maupun sunnah
nabi Muhammad SAW, dan hukum yang diperoleh dengan jalan ijtihad.
Dari ketiga pendapat yang berbeda tersebut, T.M.
Hasbi Ash Shiddieqy menegemukakan pendapat yang merupakan jalan tengah dari
ketiga pendapat diatas, yaitu fikih apabila ditinjau dari asalnya dapat
dibedakan menjadi dua macam, pertama,
fikih yang sudah jelas dan tegas telah diatur dalam Al-Qur’an dan sunnah nabi
disebut fikih nabawy. Kedua, fikih
yang diperoleh/ dihasilkan dengan jalan ijtihad
disebut fikih ijtihadi.
Secara
teologis, hukum islam adalah system nilai dan ajaran yang bersifat ilahiyah
sekaligus bersifat transenden. Akan tetapi, jika dilihat dari perspektif
sosiologis, ia merupakan fenomena peradaban, cultural, dan realita sosial dalam
kehidupan manusia. Dalam realita sosialnya, hokum islam tidak saja sekadar
sejumlah aturan yang bersifat menzaman dan mensejagat raya, tetapi juga
mengejawantahkan diri dalam institusi-instusi sosial yang diprngaruhi oleh
situasi dinamika ruang dan waktu.
D. SUMBER HUKUM ISLAM
1.
Al-Qur’an
Al-Qur’an didefinisikan
sebagai kalam Allah yang diturunkan olehnNya melalui perantara malaikat jibril
kedalam hati rasulullah dengan lafadz yang berbahasa arab yang maknanya yang
benar, untuk menjadi hujjah bagi rasul atas pengakuannya sebagai rasulullah,
menjadi undang undang bagi manusia ataupun sumber hukum islam serta yang
mengikuti petunjuknya dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah bagi mereka
yang beribadah dengan membacanya.
Al Qur’an adalah sumber
hukum Islam yang pertama dan utama. Dalam menetapkan segala keputusan, seorang
muslim harus berpegang teguh kepada Al Qur’an dan tidak boleh bertentangan
dengan Al Qur’an . firman Allah SWT.:
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) (An’Nisa 59).
2.
Sunnah
Secara etimologi adalah tharinq (jalan) atau man haj
(metode) menurut ulama ahli hadis, sunnah merupakan perkataan, pebuatan, sifat
akhlak dan anggota badan yang disandarkan kepada rasulullah SAW. Sunnah secara
terminology juga digunakan dalam artian sebagai sesuatu amalan yang dikerjakan
mendapatkan pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa.
3.
Ijtihad
Berasal dari kata ijtahada yang memiliki arti bersungguh-sungguh.
Sedangkan al-Ghazali mendefinisaikan ijtihad sebagai usaha yang sungguh-sungguh
dari seseorang dalam rangka mengetahui tentang hukum syariah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perkembangan hukum
islam prosesnya dapat dibagi dalam empat periode yaitu, periode nabi, periode
sahabat, periode ijtihad serta kemajuan, dan periode taklid serta kemunduran.
Mazhab – Mazhab Dalam Hukum Islam:
1.
Mazhab Hanafi
2.
Mazhab Malik
3.
Mazhab Syafi’i
4.
Mazhab Hambali
Fikih
menurut fuqaha dalah ilmu tentang hukum-hukum syariah yang berkenaan dengan
perbuatan dan amalan manusia dan didasarkan pada dalil-dalil yang terperinci.
Sumber
Hukum Islam:
1.
Al- Qur’an
2.
Sunnah
3.
Ijtihad
B.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rahman, Fazlur. 1994. “ISLAM”. Bandung: Penerbit Pustaka
2.
Anshori, abddul ghofur. 2008. “Hukum islam”. Yogyakarta: Kreasi total
media
3.
Nasution, harun. 1978. “Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya”.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
4.
Al Bahiy, Muhammad. 1971. “Pemikiran Islam”. Bandung: Risalah
Bandung

No comments:
Post a Comment