BAB II
PEMBAHASAN
Pelayanan
Bimbingan dan Konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki
dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan
kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan pelayanan itu secara
berkelanjutan.
1.
Keilmuan Bimbingan Konseling
Ilmu, sering juga disebut “Ilmu pengetahuan”,
merupakan sejumlah pengetahuan yang disusun secara logis dan sistematik.
Pengetahuan ialah sesuatu yang diketahui melalui panca indera dan pengolahan
daya pikir. Dengan demikian, ilmu bimbingan dan konselin adalah berbagai
pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan
sistematik. Sebagaimana layaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan
konseling tentunya mempunyai objek kajian tersendiri, metode penggalian pengetahuan yang
menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.
Objek kajian bimbingan dan konseling
adalah upaya bantuan yang diberikan kepada individu yang mengacu pada keempat
fungsi pelayanan, yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pemeliharaan/
pengembangan. Segenap hal yang berkkenaan dengan upaya bantuan itu(termasuk
didalamnya karakteristik individu yang meperoleh layanan, jenis-jenis layanan
dan kegiatan, kondisi pelayanan, dan lain-lain) diungkapkan, dipelajari seluk
beluk dan sangkut pautnya, ditelaah latar belakang dan kemungkinan masa depan,
dan akhirnya disusun secara logis dan sistematis menjadi paparan ilmu.
Bagaimana
cara mengungkapkan pengetahuan tentang bimbingan dan konseling itu ? untuk itu
dapat dipergunakan berbagai cara atau
metode, seperti pengamatan,
wawancara, analisis dokumen (riwayat hidup, laporan perkembangan, himpunan
data, dan lain-lain), prosedur tes dan inventori, analisis laboratoris. Melalui
metode-metode itu akan diperoleh sejumlah besar pengetahuan tentang objek
kajian bimbingan dan konseling.
Namun
demikian, pengetahuan yang banyak itu belum memiliki makna yang lebih luas dan
belum dapat dimanfaatkan, serta belum menjadi bagian dari ilmu bimbingan dan
konseling, apabila belu ditafsirkan dan diberi arti baik secara spesifik maupun
luas dalam kaitannya dengan wilayah kajian bimbingan dan konseling. Pemberian
makna dan arti itu harus dilakuakan secara logis
sistematik, bedasarkan penalaran dan kaidah-kaidah keilmuan laras dan
mapan. Paparan melalui laporan hasil penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan
ilmiah lainnya mengenai objek kajian bimbingan dan konseling.
Telah
lama dikenal, bahkan sejaka awal gerakan bimbinggan dicetuskan, pelayanan
bimbingan dan konseling menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan,
pengolahan lingkungan secara ilmiah (MCDaniel, 1956). Dalam kaitan itu,
McDaniel menegmukakan bahwa konselor adalah seorang ilmuwan, karena mendasarkan
teori, pendekatan, dan tindakan-tindakan pada kaidah-kaidah keilmuan. Disamping
itu, konselor juga disebutkan sebagai seniman, karena apa-apa yang dilakukannya
tidak tyerlepas dari unsur-unsur kemanusiaan yang harus didekati dan ditangani
dengan penuh kehangatan dan kreativitas dalam hubungan antar pribadi (antara
onsdlor dengan klien). Dalam kaitan itu dapat disimpulkan bahwa keilmuan
bimbingan dan konseling harus diimbango (dilengkapi) dengan unsure-unsure seni
hubungan antar pribadi.
2.
Peranan Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan
Konseling.
Sebagaiman ilmu-ilmu
yang lain, bimbingan dan konseling juga merupakan ilmu yang bersifat multiferensial, artinya ilmu dengan
rujukan ilmu yang lain. Ilmu psikologi, imu pendidikan, dan ilmu filsafat telah
memberikan sumbangan yang besar terhadap ilmu bimbingan dan konseling. Demikian
juga dengan ilmu sosiologi telah memberikan pemahaman tentang peranan individu
dalam berfungsinya masyarakat, keluarga, interaksi individu dalam kelompok;
gabungan antara ilmu sosiologi dan ilmu ekonomi telah memberikan peahaman
tentang kondisi status sosial-ekonomi individu; gabungan antara ilmu sosiologi,
ilmu antropologi dan ilmu kebudayaan telah memberikan pemahaman tentang latar
belakang antropologi sosial-budaya klien; ilmu-ilmu kemasyarakatn dan
lingkungan telah memberikan pemahaman interaksi timbal balik antara individu
dan lingkungan; ilmu hukum, agama dan adat istiadat telah memberikan pemahaman
tentang nilai dan norma yang harus diikuti oleh individu dalam menjalani
kehidupan dimasyarakat; ilmu statistic dan evaluasi telah memberikan pemahaman
tentang kehidupan teknik-teknik pengukuran dan evaluasi karakteristik individu;
ilmu biologi telah memberikan pemahaman tentang kehidupan kejasmanian individu.
Adanya sumbangan dari berbagai ilmu tersebut sangat penting bagi pembentukan
dan pengembangan teori-teori serta praktek pelayanan bimbingan dan konseling.
Disamping itu, ada
perangkat teknologi yang berkembang cepat dewasa ini, yaitu computer, yang
secara langsung dapat dimanfaatkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Sejak
tahun 1980-an peranan computer telah banyak dikembangkan. Bidang yang banyak
memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karir dan bimbingan/ konselor
pendidikan (Gaushel, 1984). Selain keuntungan aspek-aspek teknis yang dapat
dipetik dari penggunaan komputer itu, menurut Gaushel ialah meningkatnya
motivasi klien untuk mengikuti layanan/ kegiatan konseling, serta
keuntungan-keuntungan lainnya dalam kegiatan testing dan administrasi pelayanan
bimbingan dan konseling secara menyeluruh.
3.
Pengembangan Bimbingan dan Konseling melalui
Penelitian
Bimbingan dan
Konseling, baik teori maupun praktik pelayanannya besifat dinamis dan
berkembang, seiring dengan ilmu-ilmu yang memberikan sumbangan dan seiring pula
dengan perkembangan budaya manusia pendukung pelayanan bimbingan dan konseling boleh
jadi dapat dikembangkan dibelakang meja, melalui proses pemikiran dan
perenungan, namun pengembangan yang lebih lengkap dan teruji di dalam praktek,
ialah apabila pemikiran dan perenungan itu memperhatikan pula hasil-hasil
penelitian di lapangan. Pengembangan praktek pelayanan bimbingan dan konseling
tidak boleh tidak harus melalui penelitian, bahkan kalau dapat penelitian yang
bersifat eksperimen. Dengan deimikian, melalui penelitian suatu teori dan
praktek bimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang ketepatan dan/
atau kefektifan/ keefisiennya di lapangan.
Penelitian adalah jiwa
dari perkembangan ilmu dan teknologi. Apabila pelayanan bimbingan dan konseling
diinginkan untuk berkembang dan maju, maka penelitian dan aspek yang diteliti
harus terus menerus dilakukan. Tanpa penelitian, perkembangan pelayanan
bimbingan dan konseling akan mandul dan steril.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ilmu, sering juga disebut “Ilmu pengetahuan”,
merupakan sejumlah pengetahuan yang disusun secara logis dan sistematik.
Pengetahuan ialah sesuatu yang diketahui melalui panca indera dan pengolahan
daya pikir. Dengan demikian, ilmu bimbingan dan konselin adalah berbagai
pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan
sistematik. Sebagaimana layaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan
konseling tentunya mempunyai objek kajian tersendiri, metode penggalian pengetahuan yang
menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.
Sebagaiman ilmu-ilmu yang lain, bimbingan dan
konseling juga merupakan ilmu yang bersifat multiferensial,
artinya ilmu dengan rujukan ilmu yang lain. Ilmu psikologi, imu pendidikan, dan
ilmu filsafat telah memberikan sumbangan yang besar terhadap ilmu bimbingan dan
konseling.
Bimbingan dan Konseling, baik teori maupun praktik
pelayanannya besifat dinamis dan berkembang, seiring dengan ilmu-ilmu yang
memberikan sumbangan dan seiring pula dengan perkembangan budaya manusia
pendukung pelayanan bimbingan dan konseling boleh jadi dapat dikembangkan
dibelakang meja, melalui proses pemikiran dan perenungan, namun pengembangan
yang lebih lengkap dan teruji di dalam praktek, ialah apabila pemikiran dan
perenungan itu memperhatikan pula hasil-hasil penelitian di lapangan.
B.
DAFTAR PUSTAKA
Sodik, Abror.
2014. Pengantar Bibingan dan Konseling. Yogyakarta
Prayitno dan
Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan
dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment